Penggunaan warna biru dan merah pada baju diketahui jauh lebih baik untuk melindungi kulit dari sengatan matahari ketimbang menggunakan baju berwarna kuning. Demikian laporan singkat penelitian ilmuwan asal Spanyol yang diterbitkan journal Industrial & Engineering Chemistry Research.

Pemilihan warna dalam pabrik merupakan satu dari sekian banyak faktor yang diyakini berpengaruh terhadap perlindungan kulit dari radiasi ultaviolet. Namun, hasil penelitian belum menemukan jawaban pasti mengapa perbedaan warna bertalian dengan derajat radiasi UV yang diterima.

Penjelasan dari Ascension Riva of the Universidad Politecnica de Cataluna di Teressa membenarkan hal itu, dimana terjadi semacam mata rantai yang hilang untuk menjelaskan bagaimana pengaruh warna sesungguhnya terhadap tingkat radiasi sinar UV.

Dalam proses penelitian tersebut, ilmuwan menaruh bahan katun kedalam tiga larutan berwarna merah, biru dan kuning. Lalu dilanjutkan dengan pengetesan daya serap sinar UV dari setiap warna bahan. Hasilnya, warna biru merupakan penyerap sinar UV paling tinggi, sementara warna kuning berada pada posisi terakhir.

Penemuan ini merupakan kemajuan guna menghadirkan pakaian yang mampu melindungi kulit dari radiasi sinar UV berlebih. Bisa dikatakan, penemuan ini merupakan pelipur lara mengingat usaha meredam pemanasan global sebagai penyebab utama radiasi UV berlebih terhitung lambat.

Pengguna HP lebih beresiko terkena tumor otak

Para peneliti mendapati bahwa penggunaan telefon genggam selama satu dasawarsa atau lebih lama lagi mengakibatkan peningkatan 18 persen resiko tumor otak yang mungkin muncul di bagian tempat telefon itu digunakan.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua, bahwa juga ada potensi bahaya di bagian lain tubuh --pada aurat, misalnya-- ketika telefon tersebut ditaruh di saku.

Dengan demikian banyak orang di seluruh dunia menggunakan telefon seluar, bahkan resiko kecil dapat diterjemahkan menjadi banyak penyakit dan kematian.

Salah seorang peneliti mengatakan "Kita perlu melakukan banyak penelitian yang jauh lebih menyeluruh karena tebusannya benar-benar mahal dan kelihatannya lebih bijaksana jika anda lebih berhati-hati mengenai ini, terutama pada anak-anak, yang memiliki jaringan yang masih berkembang dan ukuran tempurung serta otak yang lebih kecil."

Tahun lalu, Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan AS menyerukan penelitian lebih lanjut mengenai resiko yang ditimbulkan oleh penggunaan telefon selular untuk waktu lama. Lembaga tersebut mendesak agar penelitian seperti itu dipusatkan pada kesehatan anak, perempuan hamil dan janin serta pekerja yang menjadi sasaran pajanan (exposure) tinggi dalam pekerjaan.